Pages

Wednesday, June 13, 2012

Hidup itu pilihan

Semua orang pernah melewati sulitnya menentukan pilihan. Tapi hidup itu pilihan, mau tidak mau kita sebagai manusia, makhluk hidup, harus menentukan pilihannya—apakah  mau milih yang benar, atau malah yang salah.
Bicara benar salah, bisa saja dalam memilih suatu pilihan hidup, orang bisa tersesat dalam pilihannya tersebut karena pilihannya salah. Bagaimana kita manusia bisa menganggap sesuatu itu benar atau salah? Tidak usah jauh-jauh, ada Alquran sekaligus hadist-hadist Rasul, yang siap menuntun kita. Lebih dari itu, Allah juga tak (dan tak akan pernah) lupa memberikan kita sebuah akal pikiran yang dapat kita gunakan kapan saja dan dimana saja.
Hidup itu pilihan, kita harus rela kehilangan sesuatu agar bisa mendapatkan sesuatu—sometimes we have to lose something good to gain something (better). Mungkin berat bagi kita, dilema. Tapi kembali lagi, hidup itu pilihan. Yang menentukan pilihan hidupmu adalah dirimu sendiri, tanpa campur tangan orang lain.
Sulit? Ya, memang sulit sekali menentukan satu pilihan, terlebih jika kita memandang kedua pilihan tersebut berimbang, sama-sama penting bagi kita. Tidak mudah untuk kehilangan salah satu keinginan kita. Memang sifat manusia ingin mendapatkan kedua-duanya, atau bahkan semuanya. Dengan kata lain manusia itu serakah. Maka dari itu untuk bisa menentukan pilihan, kadang kita harus melihat dua pilihan yang sulit itu dari sudut pandang yang berbeda-beda, agar kita dapat memilih yang kita anggap lebih baik dari pilihan lain.
Barangkali tidak semua orang bisa menentukan satu pilihan hidupnya. Ada mereka yang sudah berumur saja, masih kebingungan dalam menentukan pilihan hidupnya. Mereka terombang-ambing dalam ketidakpastian hidup, bahkan tidak tahu tujuan hidupnya sendiri.

masa depan = blur, belum jelas, bukan tidak jelas.

Kini kita (khususnya saya), sebagai remaja, juga masih labil, masih dalam proses mencari jatidiri. Masa depan di mata kita adalah objek yang blur, terlihat, tapi belum jelas. Kadang kita perlu berperan seperti paranormal, untuk sekedar meramal, menerawang, menerka-nerka masa depan kita. Tapi menerka-nerka dan menerawang saja tidak cukup. Apalagi hanya berangan-angan. Kita juga harus berusaha. Hubungkanlah rencana dari usaha-usaha kalian dengan hasil yang akan kalian dapat setelah melakukan usaha tersebut, seperti hukum sebab akibat, jika kita melakukan ini, maka kita jadi begini, jika itu, maka kita jadi begitu, dan sebagainya.
Ya, hidup itu pilihan. Penuh dengan pilihan. Jika tidak bisa memilih, kita takkan bisa melanjutkan hidup. Tentukanlah pilihanmu, tetapkan pilihanmu dan bulatkan tekadmu. Yang terbaik darimu adalah yang terbaik bagimu. Tentukan pilihan dari hati yang terdalam, hati yang bersih. Karena fitrah manusia itu benar.
Dan terakhir, berdoalah hanya kepada Allah, karena Dia Maha Mendengar doa kita, Maha Melihat usaha kita, dan Maha Mengetahui apa yang ada di dalam hati kita.

Nb: Tulisan ini aku buat karena aku pengen menyemangati diriku sendiri, terlebih soal jurusan, cita-cita, soal masa depan. Cita-cita termasuk bagian dari hidup bukan? Malah menurutku cita-cita adalah fase perjalanan hidup kita yang mungkin akan jadi yang terpanjang jika umur kita panjang. Tapi itu menurutku.

Hidup itu adalah pilihan, Din! Ingat itu! :-D

No comments:

Post a Comment

Drop a comment here :)