Pages

Saturday, April 21, 2012

Hari Kartini

Sekilas tentang R.A. Kartini:

Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879. Ayah Kartini adalah seorang bupati Jepara bernama R.M. Sosroningrat. Karena memang lahir di kalangan bangsawan, Kartini dapat menempuh pendidikan di Europese Lagere School (ELS), antara lain yaitu belajar bahasa Belanda.
Tradisi tetap tradisi, pada usia 12 tahun, Kartini diberhentikan dari sekolah karena dianggap sudah siap dipingit.
Akan tetapi, Kartini tidak putus asa. Di rumah, dia belajar sendiri dan mulai menulis surat-surat kepada sahabat penanya di negara Belanda yaitu Rosa Abendanon. Mereka saling bertukar informasi, hingga pada akhirnya, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa.
Melihat perempuan-perempuan bangsa Indonesia yang kala itu dianggap rendah, timbullah keinginan Kartini untuk memajukan perempuan Indonesia. Dia banyak membaca buku-buku, majalah, ataupun surat kabar (yang kebanyakan berbahasa Belanda), sehingga pengetahuannya luas.
Kartini bercerita kepada rekan penanya bahwa ia ingin sekali melanjutkan sekolah, tetapi, harapannya harus pupus karena ia akan dinikahkan oleh orangtuanya.
Pada 12 November 1903, Kartini menikah dengan bupati Rembang K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat. Suaminya tersebut mengerti dan mendukung keinginan Kartini. Mereka akhirnya mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang.
Pada tanggal 13 September 1904, anak semata wayang Kartini lahir. Sayangnya, pada tanggal 17 September 1904, Kartini menghembuskan nafas terakhirnya dan dimakamkan di Rembang.

Penghargaan terhadap Kartini tidak hanya di negara Indonesia saja, Belanda pun juga memberikan penghargaan pada beliau denga menggunakan namanya sebagai nama jalan di berbagai kota di Belanda, antara lain:
  1. Utrecht: Di Utrecht Jalan R.A. Kartini atau Kartinistraat merupakan salah satu jalan utama, berbentuk 'U' yang ukurannya lebih besar dibanding jalan-jalan yang menggunakan nama tokoh perjuangan lainnya seperti Augusto Sandino, Steve Biko, Che Guevara, Agostinho Neto.
  2. Venlo: Di Venlo Belanda Selatan, R.A. Kartinistraat berbentuk 'O' di kawasan Hagerhof, di sekitarnya terdapat nama-nama jalan tokoh wanita Anne Frank dan Mathilde Wibaut.
  3. Amsterdam: Di wilayah Amsterdam Zuidoost atau yang lebih dikenal dengan Bijlmer, jalan Raden Adjeng Kartini ditulis lengkap. Di sekitarnya adalah nama-nama wanita dari seluruh dunia yang punya kontribusi dalam sejarah: Rosa Luxemburg, Nilda Pinto, Isabella Richaards.
  4. Haarlem: Di Haarlem jalan Kartini berdekatan dengan jalan Mohammed Hatta, Sutan Sjahrir dan langsung tembus ke jalan Chris Soumokil presiden kedua Republik Maluku Selatan.


(Negara lain saja menghargai perjuangan pahlawan negara Indonesia, kenapa kita tidak? 'Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa-jasa Pahlawannya'.)

cuplikan lirik lagu Ibu Kita Kartini ciptaan W.R. Supratman :

Ibu kita Kartini
Putri sejati
Putri Indonesia
Harum namanya

Ibu kita Kartini
Pendekar bangsa
Pendekar kaumnya
Untuk merdeka

Wahai ibu kita Kartini
Putri yang mulia
Sungguh besar cita-citanya
Bagi Indonesia



akhir kata,


Selamat Hari Kartini
Majulah perempuan Indonesia, teruskan perjuangan Kartini menjunjung emansipasi wanita


No comments:

Post a Comment

Drop a comment here :)